Dewasa adalah mampu memposisikan
diri dengan tepat dalam menyikapi suatu masalah. Anda tidak hanya
melihat dari satu sisi saja, namun juga dari berbagai sisi lainnya.
Dewasa berarti anda sadar anda sudah mampu membuat keputusan dengan
matang dan tidak akan menyesali keputusan tersebut. Dewasa berarti
sadar bahwa setiap manusia memiliki hal dalam memilih dan menentukan
jalan hidupnya. Sebagai seseorang yang telah dewasa anda tidak boleh
memaksakan kehendak anda kepada orang lain layaknya seorang anak kecil.
Dewasa berarti mampu menjaga emosi dengan benar. Seseorang yang mampu
bersikap seperti itu, tidak peduli berapa umurnya, dapat dikatakan
telah dewasa.
Seringkali manusia menghubungkan pertambahan usia dengan
kedewasaan, meskipun memang usia tua belum tentu bisa bersikap dewasa.
Hingga ada ungkapan, “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.”
Pernah
saya membaca sebuah tulisan seorang ustadz yang sering muncul di layar
kaca, beliau menuliskan tentang ciri-ciri kedewasaan. Tulis beliau,
dewasa adalah diam aktif, tak banyak bicara, tak banyak komentar tapi
menyikapi permasalahan dengan bijaksana. Dewasa juga berarti mempunyai
empati, senantiasa meluangkan jiwa untuk memikirkan dan memahami
perasaan orang lain. Dewasa adalah senantiasa berhati-hati dalam
berpendapat, menentukan sikap, menggunakan waktu dan membelanjakan
harta . Dewasa adalah sabar, sehingga ia bisa mengendalikan jiwanya
dari ledakan emosi dan menenangkan hatinya dari kemarahan tanpa guna.
Dewasa adalah bertanggungjawab akan kehidupan yang ia arungi.
Semoga
kedewasaan kita tidak terlambat tumbuh. Memang kita tak akan bisa
seperti Imam Syafi’i yang telah menguasai berbagai macam ilmu agama
saat usianya baru lima belas tahun dan ia pun telah menjadi mufti kota
Makkah pada usia itu. Atau seperti Usamah bin Zaid yang memimpin ribuan
pasukan, padahal usianya belum genap 20 tahun. Atau layaknya Muhammad
Al Fatih yang ketika menaklukkan Konstatinopel, ibukota Romawi Timur,
dalam usia 23 tahun. Kita memang tak bisa seperti mereka karena kini
kita telah tua, hanya saja jangan sampai kita berputus asa karena kita
masih bisa belajar dari mereka tentang kegigihan dalam menggapai
cita-cita, kesabaran dalam merentas jalan ke surga dan kesungguhan dalam
mewujudkan harapan.
Imam Syafi’i tidak
pernah berhenti menuntut ilmu meski telah mendapat kedudukan istimewa
di Makkah. Ia pergi ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik, ia juga
ke Mesir, Kufah, Baghdad dan kota-kota lainnya. Hingga berpuluh tahun
merantau demi ilmu, dia tak pernah berhenti. Dan ia pun berpesan kepada
kita semua, “Bepergianlah, kamu pasti akan mendapatkan pengganti
apa yang kamu tinggalkan. Berusaha keraslah, karena kenikmatan hidup
ada pada kelelahan usaha keras. Aku melihat, air yang berhenti itu
merusak dirinya, kalau ia mengalir pasti akan baik, kalau ia berhenti
akan buruk. Dan, kalaulah singa tidak meninggalkan tempatnya ia tidak
akan mendapat buruan. Demikian juga panah, kalau tidak bergerak
meninggalkan busur, dia tidak akan mengenai sasaran.”
Sedang
Usamah, meski dijuluki kesayangan dari putra kesayangan karena begitu
dicintai Nabi Muhammad saw, ia tidak berhenti dalam berjihad, tak
berhenti dalam mengharapkan kesyahidan. Usia 15 tahun ia terjun pada
perang Khandaq, usia 18 tahun ia ikut serta pada perang Mu’tah dan
belum genap 20 tahun ia memimpin pasukan ke Syam. Dalam jangka waktu 40
hari misinya sukses, berhasil dengan gemilang tanpa satu pun korban.
Kita mungkin memang tak bisa seperti dia, tapi kita bisa meneladani
tekadnya, mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya. Atau paling
tidak bersemboyan seperti semboyannya, “Untuk kemenangan, matilah!”
Bagaimana
dengan Al Fatih? Dia yang ketika berusia 10 tahun telah dipercaya
untuk menjadi gubernur dan panglima perang di wilayah Amasya. Ketika
usianya 14 tahun ia diminta untuk menggantikan ayahnya, Sultan Murad
II, untuk memimpin negara meski hanya sementara. Dan di usia 20 tahun
ia benar-benar menggantikan ayahnya yang telah mangkat. Akhirnya di
usia 23 tahun ia berhasil menaklukkan Konstatinopel, ibu kota Romawi
Timur. Demikianlah, ia di usia mudanya telah berhasil mewujudkan ramalan
Rasulullah setelah sekian lama umat islam menanti-nantikannya.
Lingkungan istana tidak membuatnya larut dalam kelenaan dan kesenangan.
Kecintaannya pada ilmu membuatnya tumbuh menjadi sosok pemimpin yang
mencintai agama dan jihad di jalan-Nya. Kita mungkin tak akan sempat
mewujudkan mimpi-mimpi umat yang besar ini di usia yang sama dengan AL
Fatih, tapi kita bisa mengambil semangat dan tekadnya yang tergambar
pada jawabannya ketika ditanya oleh seorang ibu, kenapa ia mau berpayah
lelah membantu pasukannya menyingkirkan salju dan batu-batu, membuat
jalan. Ia berkata, “Wahai ibu, pekerjaan berat ini semuanya untuk
jalan islam. Apakah anda mengira bahwa kami pantas untuk disebut mujahid
jika kami tidak menanggung kesulitan ini di jalan Allah? Wahai ibu,
pedang-pedang yang akan kita gunakan ini bukan untuk hiasan atau
kesombongan tapi untuk berperang di jalan Allah.”
Dan ketika ia meninggal ia meninggalkan pesan pada putranya, yang salah
satu penggalannya berbunyi, “Berharaplah kepada agama, sebab ia adalah
rahasia kemenangan kita.”
Dewasa adalah
pilihan, maka mana yang akan kita pilih? Berusaha menjadi dewasa
seiring putaran masa atau bertahan dalam kekanakan dengan wajah kita
yang kian menua? Semoga kita lebih memahami arti kedewasaan yang
sesungguhnya.
1.Orang
dewasa biasanya memiliki pikiran yang jauh ke depan, dengan memiliki
visi misi hidup yang jelas jadi biasanya orang dewasa tidak membuang
waktu untuk hal yang tidak berguna, Seperti Bermain main.
2.Orang dewasa juga tidak egois, karena orang dewasa selalu ingin di
nilai oleh orang lain untuk kemajuan dirinya dan untuk kebesaran
jiwanya,kritik baginya adalah batu krikil yang kalau dikumpulkan terus
menerus bahkan bisa untuk membangun rumah dan sangat bermanfaat baginya.
3.Bertanggung jawab, terhadap apapun yang ia perbuat dan siap menerima resiko.
4. Simpati dan empati, dalam lingkungan sekitar untuk menjadi orang
dewasa kita harus banyak melakukan sikap keduanya di lingkungan
masyarakat,kita harus tanggap dengan situasi apapun, dan selalu imbangi
dengan sabar.
5. Bisa mengendalikan diri dari emosi, orang dewasa selalu bisa menahan
diri dan bersabar atas hal 'kecil' yang orang lain lakukan yang mengusik
atau mengganggu dia.
6. mengakui kesalahan serta meminta maaf ,sikap cowok seperti ini yang membuat cewek cewek pada jatuh hati pada cowok.
7. Selalu Sopan Dalam berbicara dan bertindak, Orang dewasa selalu sopan
kepada orang yang lebih tua daripada dia dan tau bagaimana caranya
membawa diri saat berbicara kepada orang yg lebih tua.
8. Orang dewasa juga tau waktu dimana harus bersikap Serius dan waktu
untuk Bermain-main , Sikap seperti ini sangat penting karena banyak
orang yang Saat serius malah bermain-main atau sebaliknya.
9. Berbicara dengat singkat padat dan tepat , orang yang dewasa tidak bertele-tele dalam berbicara.
10. Selalu berpengertian , dalam hal ini orang dewasa harus selalu mengerti terhadap keadaan orang lain.
Orang dewasa bukan tergantung umur melainkan berdasarkan kepribadianmu
sendiri. Anda sendiri yang menentukan apakah kamu ingin dewasa atau
tidak!!
Dan sedikit tambahan mengenai cara menjadi pribadi yang lebih dewasa adalah :
Quote:
1. Berubahlah dengan waktu dan tempat !
Jangan selalu menuruti perasaan negatif, seperti: merasa bosan, lelah,
jenuh, tersiksa dengan tempat atau masa lalu. Tersenyumlah, dan dunia
akan tersenyum bersama anda! Menangislah, dan anda akan menangis
sendirian! Mutiara kata ini mengisyaratkan agar kita selalu berbahagia
dimana pun kita berada dan kapan pun.
Jika kita merasa sebagai orang yang paling sedih atau menderita di dunia
ini, yakinlah bahwa masih banyak orang lain yang lebih menderita
daripada kita.
2. Carilah kenalan, teman, sahabat, relasi sebanyak-banyaknya !
Sering-seringlah bepergian, menjelajahi dunia. Semakin sering anda
bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, maka kepribadian anda akan
semakin matang tanpa anda sadari.
3. Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri.
Dengan cinta, hidup menjadi indah, persahabatan menjadi
langgeng, dan silaturahmi tetap terbina. Tentunya cinta yang diberikan
secara tulus tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan kecuali dari Allah
semata.
4. Hargailah dan nikmatilah alam.
Dengan menghargai alam, jiwa menjadi tenang. Dengan menikmati alam hati
menjadi senang. Temukanlah rahasia sesuatu itu tampak menarik, misalnya:
bunga yang mekar, surya yang bersinar, sawah yang terhampar.
5. Hargailah orang lain.
Misalnya dengan cara membuatnya bahagia, tersenyum, tertawa, memberi
pujian yang tulus. Membahagiakan orang lain akan membuatnya
membahagiakan kita di saat yang tak terduga, percayalah!
6. Jaga tingkah laku.
Banyaklah mendengarkan dan berpikir daripada berbicara, kecuali bila
waktunya untuk berbicara. Dengan menjaga lisan dan perbuatan kita,
berarti setengah pertempuran hidup telah kita menangkan.
7. Jangan kekanak-kanakan.
Sikap dewasa menunjukkan kepribadian yang kuat dan mempesona. Betapa
banyak orang tua yang bahkan belum dewasa! Salah satu tanda kedewasaan
seseorang antara lain adalah dari sikap, tutur kata, dan caranya di
dalam mengambil keputusan secara arif dan bijaksana.
8. Jangan mencari kesalahan orang lain.
Hidup kita terlalu singkat untuk melakukan hal ini.
9. Jangan rendah diri.
Sudah seharusnyalah kita menerima dan memperbaiki kekurangan kita tanpa
pernah merasa minder atau kecil di depan orang lain. Percayalah, tidak
seorang manusia pun yang sempurna di muka bumi ini!
10. Jangan sombong.
Ketahuilah bahwa selalu ada yang lebih daripada kita. Kesombongan menandakan kekosongan.
11. Kembangkan minat pada berbagai hal.
Jangan membatasi diri anda, perluas bakat, minat, kemampuan,
pengetahuan, dan keahlian anda. Memiliki satu keahlian atau spesialisasi
akan terasa lebih baik dan sempurna jika ditunjang dengan keahlian
dalam bidang yang lainnya, sehingga anda akan semakin "bersinar" dan
penuh pesona.
12. Selalu baik pada orang lain.
Jangan pernah merasa dendam sekalipun kepada orang lain, bahkan kepada
mereka yang pernah menyakiti kita. Cintailah yang di bumi, niscaya yang
di langit akan mencintaimu.
13. Selalu belajar.
Semakin sering anda belajar, maka semakin banyak yang anda ketahui. Ilmu
ini dapat menjadi lahan amal bagi anda, sehingga anda merasakan
nikmatnya berbagi dan indahnya ilmu.
14. Selalu mengikuti informasi dan perkembangan terkini tentang apapun.
Dengan banyak mengetahui hal yang paling baru, maka anda akan tampil
semakin percaya diri dan penuh pesona. Semakin banyak hal baru yang anda
tahu, maka akan semakin banyak pula yang mencari dan mengejar
anda...yakinlah!
15. Selalu tegap, sigap, dan siap.
Posisi atau postur tubuh anda di dalam berkomunikasi dengan orang lain
akan mengungkapkan siapa diri anda yang sebenarnya. Oleh karenanya,
milikilah rencana, target, dan strategi (persiapan) yang matang dan
semangat yang tak pernah pudar!
16. Selalu tersenyum pada orang lain.
Orang akan lebihSenang melihat wajah yang dihiasi senyuman daripada wajah yang selalu disertai ratapan atau keluhan.
17. Senang bekerja sama dengan orang lain.
Inilah yang membuat jaringan (network) kita semakin luas, erat, dan kuat.
18. Senang menolong orang lain.
Dengan gemar menolong orang lain, maka pada hakikatnya kita menolong
diri kita sendiri. Semakin banyak orang yang kita tolong, maka akan
semakin sering pula kita ditolong oleh Allah dengan cara-Nya yang tak
terduga.
19. Terimalah nasib apa adanya.
Tetaplah tenang dan tabah, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu" dan
"roda itu berputar". Jangan suka mengeluh, menggerutu, atau bahkan
mencaci-maki nasib. Jangan sampai berkata atau menganggap bahwa Allah
itu tidak adil! Justru di sinilah letak keadilan-Nya.
20. Selalu senyum pada semua orang
Ini adalah hal yang sangat murah untuk dilihat tapi sangat susah untuk
dilakukan. Selalulah tersenyum kepada semua orang jangan selalu cemberut
karena itu akan menandakan bahwa anda masih kekanak-kanakan, tapi
sayangnya masih minim orang yang mengetahuinya dan melakukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar