Jumat, 01 Januari 2016

MAU tau gimana jadi sosok yang lebih DEWASA, YUK BACA....

Dewasa adalah mampu memposisikan diri dengan tepat dalam menyikapi suatu masalah. Anda tidak hanya melihat dari satu sisi saja, namun juga dari berbagai sisi lainnya. Dewasa berarti anda sadar anda sudah mampu membuat keputusan dengan matang dan tidak akan menyesali keputusan tersebut. Dewasa berarti sadar bahwa setiap manusia memiliki hal dalam memilih dan menentukan jalan hidupnya. Sebagai seseorang yang telah dewasa anda tidak boleh memaksakan kehendak anda kepada orang lain layaknya seorang anak kecil. Dewasa berarti mampu menjaga emosi dengan benar. Seseorang yang mampu bersikap seperti itu, tidak peduli berapa umurnya, dapat dikatakan telah dewasa.

Seringkali manusia menghubungkan pertambahan usia dengan kedewasaan, meskipun memang usia tua belum tentu bisa bersikap dewasa. Hingga ada ungkapan, “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.”

Pernah saya membaca sebuah tulisan seorang ustadz yang sering muncul di layar kaca, beliau menuliskan tentang ciri-ciri kedewasaan. Tulis beliau, dewasa adalah diam aktif, tak banyak bicara, tak banyak komentar tapi menyikapi permasalahan dengan bijaksana. Dewasa juga berarti mempunyai empati, senantiasa meluangkan jiwa untuk memikirkan dan memahami perasaan orang lain. Dewasa adalah senantiasa berhati-hati dalam berpendapat, menentukan sikap, menggunakan waktu dan membelanjakan harta . Dewasa adalah sabar, sehingga ia bisa mengendalikan jiwanya dari ledakan emosi dan menenangkan hatinya dari kemarahan tanpa guna. Dewasa adalah bertanggungjawab akan kehidupan yang ia arungi.

Semoga kedewasaan kita tidak terlambat tumbuh. Memang kita tak akan bisa seperti Imam Syafi’i yang telah menguasai berbagai macam ilmu agama saat usianya baru lima belas tahun dan ia pun telah menjadi mufti kota Makkah pada usia itu. Atau seperti Usamah bin Zaid yang memimpin ribuan pasukan, padahal usianya belum genap 20 tahun. Atau layaknya Muhammad Al Fatih yang ketika menaklukkan Konstatinopel, ibukota Romawi Timur, dalam usia 23 tahun. Kita memang tak bisa seperti mereka karena kini kita telah tua, hanya saja jangan sampai kita berputus asa karena kita masih bisa belajar dari mereka tentang kegigihan dalam menggapai cita-cita, kesabaran dalam merentas jalan ke surga dan kesungguhan dalam mewujudkan harapan.

Imam Syafi’i tidak pernah berhenti menuntut ilmu meski telah mendapat kedudukan istimewa di Makkah. Ia pergi ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik, ia juga ke Mesir, Kufah, Baghdad dan kota-kota lainnya. Hingga berpuluh tahun merantau demi ilmu, dia tak pernah berhenti. Dan ia pun berpesan kepada kita semua, “Bepergianlah, kamu pasti akan mendapatkan pengganti apa yang kamu tinggalkan. Berusaha keraslah, karena kenikmatan hidup ada pada kelelahan usaha keras. Aku melihat, air yang berhenti itu merusak dirinya, kalau ia mengalir pasti akan baik, kalau ia berhenti akan buruk. Dan, kalaulah singa tidak meninggalkan tempatnya ia tidak akan mendapat buruan. Demikian juga panah, kalau tidak bergerak meninggalkan busur, dia tidak akan mengenai sasaran.”

Sedang Usamah, meski dijuluki kesayangan dari putra kesayangan karena begitu dicintai Nabi Muhammad saw, ia tidak berhenti dalam berjihad, tak berhenti dalam mengharapkan kesyahidan. Usia 15 tahun ia terjun pada perang Khandaq, usia 18 tahun ia ikut serta pada perang Mu’tah dan belum genap 20 tahun ia memimpin pasukan ke Syam. Dalam jangka waktu 40 hari misinya sukses, berhasil dengan gemilang tanpa satu pun korban. Kita mungkin memang tak bisa seperti dia, tapi kita bisa meneladani tekadnya, mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya. Atau paling tidak bersemboyan seperti semboyannya, “Untuk kemenangan, matilah!”


Bagaimana dengan Al Fatih? Dia yang ketika berusia 10 tahun telah dipercaya untuk menjadi gubernur dan panglima perang di wilayah Amasya. Ketika usianya 14 tahun ia diminta untuk menggantikan ayahnya, Sultan Murad II,  untuk memimpin negara meski hanya sementara. Dan di usia 20 tahun ia benar-benar menggantikan ayahnya yang telah mangkat. Akhirnya di usia 23 tahun ia berhasil menaklukkan Konstatinopel, ibu kota Romawi Timur. Demikianlah, ia di usia mudanya telah berhasil mewujudkan ramalan Rasulullah setelah sekian lama umat islam menanti-nantikannya. Lingkungan istana tidak membuatnya larut dalam kelenaan dan kesenangan. Kecintaannya pada ilmu membuatnya tumbuh menjadi sosok pemimpin yang mencintai agama dan jihad di jalan-Nya. Kita mungkin tak akan sempat mewujudkan mimpi-mimpi umat yang besar ini di usia yang sama dengan AL Fatih, tapi kita bisa mengambil semangat dan tekadnya yang tergambar pada jawabannya ketika ditanya oleh seorang ibu, kenapa ia mau berpayah lelah membantu pasukannya menyingkirkan salju dan batu-batu, membuat jalan. Ia berkata, “Wahai ibu, pekerjaan berat ini semuanya untuk jalan islam. Apakah anda mengira bahwa kami pantas untuk disebut mujahid jika kami tidak menanggung kesulitan ini di jalan Allah? Wahai ibu, pedang-pedang yang akan kita gunakan ini bukan untuk hiasan atau kesombongan tapi untuk berperang di jalan Allah.”
Dan ketika ia meninggal ia meninggalkan pesan pada putranya, yang salah satu penggalannya berbunyi, “Berharaplah kepada agama, sebab ia adalah rahasia kemenangan kita.”

Dewasa adalah pilihan, maka mana yang akan kita pilih? Berusaha menjadi dewasa seiring  putaran masa atau bertahan dalam kekanakan dengan wajah kita yang kian menua? Semoga kita lebih memahami arti kedewasaan yang sesungguhnya.

1.Orang dewasa biasanya memiliki pikiran yang jauh ke depan, dengan memiliki visi misi hidup yang jelas jadi biasanya orang dewasa tidak membuang waktu untuk hal yang tidak berguna, Seperti Bermain main.



2.Orang dewasa juga tidak egois, karena orang dewasa selalu ingin di nilai oleh orang lain untuk kemajuan dirinya dan untuk kebesaran jiwanya,kritik baginya adalah batu krikil yang kalau dikumpulkan terus menerus bahkan bisa untuk membangun rumah dan sangat bermanfaat baginya.



3.Bertanggung jawab, terhadap apapun yang ia perbuat dan siap menerima resiko.



4. Simpati dan empati, dalam lingkungan sekitar untuk menjadi orang dewasa kita harus banyak melakukan sikap keduanya di lingkungan masyarakat,kita harus tanggap dengan situasi apapun, dan selalu imbangi dengan sabar.



5. Bisa mengendalikan diri dari emosi, orang dewasa selalu bisa menahan diri dan bersabar atas hal 'kecil' yang orang lain lakukan yang mengusik atau mengganggu dia.



6. mengakui kesalahan serta meminta maaf ,sikap cowok seperti ini yang membuat cewek cewek pada jatuh hati pada cowok.



7. Selalu Sopan Dalam berbicara dan bertindak, Orang dewasa selalu sopan kepada orang yang lebih tua daripada dia dan tau bagaimana caranya membawa diri saat berbicara kepada orang yg lebih tua.



8. Orang dewasa juga tau waktu dimana harus bersikap Serius dan waktu untuk Bermain-main , Sikap seperti ini sangat penting karena banyak orang yang Saat serius malah bermain-main atau sebaliknya.



9. Berbicara dengat singkat padat dan tepat , orang yang dewasa tidak bertele-tele dalam berbicara.



10. Selalu berpengertian , dalam hal ini orang dewasa harus selalu mengerti terhadap keadaan orang lain.



Orang dewasa bukan tergantung umur melainkan berdasarkan kepribadianmu sendiri. Anda sendiri yang menentukan apakah kamu ingin dewasa atau tidak!!


Dan sedikit tambahan mengenai cara menjadi pribadi yang lebih dewasa adalah :

Quote:
1. Berubahlah dengan waktu dan tempat !
Jangan selalu menuruti perasaan negatif, seperti: merasa bosan, lelah, jenuh, tersiksa dengan tempat atau masa lalu. Tersenyumlah, dan dunia akan tersenyum bersama anda! Menangislah, dan anda akan menangis sendirian! Mutiara kata ini mengisyaratkan agar kita selalu berbahagia dimana pun kita berada dan kapan pun.

Jika kita merasa sebagai orang yang paling sedih atau menderita di dunia ini, yakinlah bahwa masih banyak orang lain yang lebih menderita daripada kita.

2. Carilah kenalan, teman, sahabat, relasi sebanyak-banyaknya !
Sering-seringlah bepergian, menjelajahi dunia. Semakin sering anda bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, maka kepribadian anda akan semakin matang tanpa anda sadari.

3. Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri.
Dengan cinta, hidup menjadi indah, persahabatan menjadi
langgeng, dan silaturahmi tetap terbina. Tentunya cinta yang diberikan secara tulus tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan kecuali dari Allah semata.

4. Hargailah dan nikmatilah alam.
Dengan menghargai alam, jiwa menjadi tenang. Dengan menikmati alam hati menjadi senang. Temukanlah rahasia sesuatu itu tampak menarik, misalnya: bunga yang mekar, surya yang bersinar, sawah yang terhampar.

5. Hargailah orang lain.
Misalnya dengan cara membuatnya bahagia, tersenyum, tertawa, memberi pujian yang tulus. Membahagiakan orang lain akan membuatnya membahagiakan kita di saat yang tak terduga, percayalah!

6. Jaga tingkah laku.
Banyaklah mendengarkan dan berpikir daripada berbicara, kecuali bila waktunya untuk berbicara. Dengan menjaga lisan dan perbuatan kita, berarti setengah pertempuran hidup telah kita menangkan.

7. Jangan kekanak-kanakan.
Sikap dewasa menunjukkan kepribadian yang kuat dan mempesona. Betapa banyak orang tua yang bahkan belum dewasa! Salah satu tanda kedewasaan seseorang antara lain adalah dari sikap, tutur kata, dan caranya di dalam mengambil keputusan secara arif dan bijaksana.

8. Jangan mencari kesalahan orang lain.
Hidup kita terlalu singkat untuk melakukan hal ini.

9. Jangan rendah diri.
Sudah seharusnyalah kita menerima dan memperbaiki kekurangan kita tanpa pernah merasa minder atau kecil di depan orang lain. Percayalah, tidak seorang manusia pun yang sempurna di muka bumi ini!

10. Jangan sombong.
Ketahuilah bahwa selalu ada yang lebih daripada kita. Kesombongan menandakan kekosongan.

11. Kembangkan minat pada berbagai hal.
Jangan membatasi diri anda, perluas bakat, minat, kemampuan, pengetahuan, dan keahlian anda. Memiliki satu keahlian atau spesialisasi akan terasa lebih baik dan sempurna jika ditunjang dengan keahlian dalam bidang yang lainnya, sehingga anda akan semakin "bersinar" dan penuh pesona.

12. Selalu baik pada orang lain.
Jangan pernah merasa dendam sekalipun kepada orang lain, bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita. Cintailah yang di bumi, niscaya yang di langit akan mencintaimu.

13. Selalu belajar.
Semakin sering anda belajar, maka semakin banyak yang anda ketahui. Ilmu ini dapat menjadi lahan amal bagi anda, sehingga anda merasakan nikmatnya berbagi dan indahnya ilmu.

14. Selalu mengikuti informasi dan perkembangan terkini tentang apapun.
Dengan banyak mengetahui hal yang paling baru, maka anda akan tampil semakin percaya diri dan penuh pesona. Semakin banyak hal baru yang anda tahu, maka akan semakin banyak pula yang mencari dan mengejar anda...yakinlah!

15. Selalu tegap, sigap, dan siap.
Posisi atau postur tubuh anda di dalam berkomunikasi dengan orang lain akan mengungkapkan siapa diri anda yang sebenarnya. Oleh karenanya, milikilah rencana, target, dan strategi (persiapan) yang matang dan semangat yang tak pernah pudar!

16. Selalu tersenyum pada orang lain.
Orang akan lebih
Senang melihat wajah yang dihiasi senyuman daripada wajah yang selalu disertai ratapan atau keluhan.

17. Senang bekerja sama dengan orang lain.
Inilah yang membuat jaringan (network) kita semakin luas, erat, dan kuat.

18. Senang menolong orang lain.
Dengan gemar menolong orang lain, maka pada hakikatnya kita menolong diri kita sendiri. Semakin banyak orang yang kita tolong, maka akan semakin sering pula kita ditolong oleh Allah dengan cara-Nya yang tak terduga.

19. Terimalah nasib apa adanya.
Tetaplah tenang dan tabah, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu" dan "roda itu berputar". Jangan suka mengeluh, menggerutu, atau bahkan mencaci-maki nasib. Jangan sampai berkata atau menganggap bahwa Allah itu tidak adil! Justru di sinilah letak keadilan-Nya.

20. Selalu senyum pada semua orang
Ini adalah hal yang sangat murah untuk dilihat tapi sangat susah untuk dilakukan. Selalulah tersenyum kepada semua orang jangan selalu cemberut karena itu akan menandakan bahwa anda masih kekanak-kanakan, tapi sayangnya masih minim orang yang mengetahuinya dan melakukannya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar